CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

10.7.15

Welcoming 30th... Ultah ke-30


Tak ada hal yang harus lebih dikontemplasi selain mengucap syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, terutama nikmat sehat, dengan sehat kita bisa beribadah kepada-Nya, dengan sehat kita bisa bekerja dan mencari uang, dengan sehat kita gak jadi beban keluarga dan dengan sehat, kita bisa membantu keluarga dan orang lain.

Umur 30, 30an, menurut saya sangat spesial, berada ditengah-tengah umur harapan masa hidup (masa hidup rata-rata manusia umur 60an), sudah mulai mapan dari segi aset dan rizki, mulai menata hal-hal abstrak mengenai hidup ke depan, lebih bijak dari tahun-tahun sebelumnya, dan... ada hadist Nabi yang bilang di akhirat nanti, di padang mahsyar, surga dll, kita akan dibangkitkan dalam umur 33 tahun, soo... 3 years to go to get in shaped, karena kita bakal telanjang nantinya, hehee....

Saya percaya apa yang kita raih saat ini adalah pengaruh dari perilaku perbuatan kita di masa lalu, apapun itu... bukti nyata bertebaran di sekitar kita.. saya punya kerabat, bilang saja sepupu lah ya, walaupun banyak juga contoh yang lainnya, tapi satu hal ini nyentrik, jadi dia selalu update status FB mengenai apapun dalam hidupnya, inti status-statusnya soal bagaimana dia bekerja sangat keras sekarang demi membiayai keluarga, istri dan anaknya yang masih kecil, dia rela kerja siang-malam-pagi sabtu-minggu demi mendapat penghasilan yang boleh dikata gak kecil, kerjanya bidang transportasi yang lagi ngtrend saat ini dengan warna jaket ijonya, okeh..okeh.. pada tau semua kan ya, intinya dia bangga dan skaligus mengeluh mengenai hidupnya yang susah, namun bangga karna bekerja keras dan mendapat penghasilan non-pegawai, lalu berbangga karna ga terima gaji serasa bos dan bangga ga ada waktu bersantai-santai kayak pegawai, wah nyindir?.. hehee... intinya dia menganggap dia sedang “bekerja keras”, benarkah?

 Menurut saya bukan, itu sih namanya hidup susah, mengapa? Emang si saya sekarang pegawai, pendapatan pas2an menengah atas dengan nama gaji dan tunjangan, santai? Bener banget, banyak waktu luang, kerja pulang tenggo, sambil kerja bahkan bisa nonton filem streaming, santaikah jika dibandingkan dengan saudara saya itu? Mungkin dia bisa bilang sekarang dia kerja keras, well.. dari doloo kemana aja? Saya udah kerja keras dari dulu banget-banget.. disaat dia sibuk tawuran dengan motornya dan bangga bisa ngebuat beberapa orang jadi cacat, saya malah rajin sekolah naik angkot, disaat dia ngajak main PS, saya nolak karna ngerjain PR, disaat dia bangga cerita sering “maen” ama cewek dan itu beneran “maen”, saya malah puasa untuk menahan gejolak naluriah lelaki saya, disaat... and on and on.. daftarnya bisa panjang... intinya, dia bilang literally bahwa mumpung masi muda, kita harus manfaatkan untuk bersenang-senang.. damn.. when he said those sentence.. it’s like black hole sucking my soul up.

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.. klasik namun nyata, entahlah, ada misteri Tuhan di dalam pepatah tersebut, I’m not proud, I’m kind of sad looking at those kind of people, and those kind of people can easly proliferate having birth, beranak dan beranak terus seakan anaknya nanti akan merubah keadaaan.. yang sebenarnya kemungkinan besar akan mengulangi perbuatan orang tuanya kepada orang tuanya orang tua itu, remember yang tadi kan, apa yang kita dapat hari ini adalah akibat perbuatan kita di masa lalu, for good and for bad.

 Dan sekiranya saya melihat ada orang yang lebih sukses dari saya, itu juga karena mereka bekerja lebih keras dari saya dahulunya, contohnya pun banyak dan bertebaran di sekitar kita, ada temen waktu SMA, dia kecil, pendek pokoknya bukan siapa-siapa dan ga popular juga seperti saya, hehee... dia miskin, ya mungkin seperti itu, dia sering bawa barang dagangan berupa roti dan kue, tampak sangat berat digotong secara tergopoh-gopoh, bayangkan, waktu SMA pula, masa remaja yang penuh dengan gengsi yang gak mau kelihatan rendah diantara teman-teman yang lain, namun dia tidak, dia tetap supel, murah senyum, tak terlihat malu sedikitpun, prestasi pun biasa-biasa saja, tak ada yang mencolok, namun kini.. dia bekerja di lembaga keuangan pemerintah, sering dinas keluar negeri, gaji belasan juta... that’s life...

Harapan saya ke depan, bisa senantiasa sehat, perbanyak olah raga, perbanyak keringat, perbanyak gerak, senam, yoga, renang, lari, perbanyak syukur akan hal-hal yang membuat saya merasa cukup dan bahagia, perbanyak evaluasi hal-hal yang perlu saya perbaiki ke depannya, perbanyak ibadah, memulai untuk kembali rajin puasa, perbanyak baca buku, perbanyak bercinta, perbanyak bilang I love You kepada istri.

Ucapan terima kasih tak terhingga kepada istriku, pasangan jiwaku, teman, sahabat dan teman hidup, terima kasih atas segala kasihmu.

Ya Allah Ya Tuhan kami Ampunilah segala dosa kami, maafkanlah segala kesalahan kami
Jadikanlah rumah tangga dan pernikahan kami selalu dalam keberkahan, kedamaian dan ketenangan
Berikanlah kami rizki yang berlimpah, rizki yang berlebih, rizki yang bermanfaat, dan rizki yang besar dari arah yang tidak disangka-sangka
Ya Allah, kabulkanlah permintaan kami, hanya kepada-Mu lah kami bergantung, dan hanya kepada-Mu lah kami meminta.
Aamiin..
(trus, Dhis...?!!)