CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

10.8.15

A Comfy Home


Belakangan ini sering sekali ditawari seorang dua orang teman untuk hang out selepas pulang kantor, untuk makan, ngafe atau lebih gila lagi karaoke, entah serius atau engga tapi berkali-kali sampai saya pun gak tau lagi ini serius atau bukan, lebih banyak gak seriusnya sih memang, mungkin juga karena dia tau karena gak ada istri di rumah, pikirnya ngapain lagi sih di rumah, gak ada siapa-siapa juga kan, is it?

 Dan saya heran, orang ini, kenapa suka sekali pergi-pergi? Kenapa suka sekali hang out? Sementara saya punya rumah yang nyaman, ya... a comfy home, by definition adalah sebuah tempat tinggal yang yang hati kita selalu terpaut padanya, yang berat untuk ditinggalkan, yang.. nyaman. Pikir saya, mungkin dan pikiran saya dan bayangan saya jelas sekali kalau rumah teman saya itu.. gak nyaman, terbayang rumahnya yang seperti kapal pecah, barang-barang berantakan dimana-mana, kalau sudah seperti itu rasanya saya juga malas dan memilih untuk hang out.

Tapi rumah saya.. nyaman, rasanya berat untuk pergi, saya suka segala hal tentang rumah saya, rumah kami bersama istri, beberapa hal yang membuat saya merasa nyaman adalah tentu interiornya dan fungsionalitasnya, barang-barang tidak terlihat berantakan karena kami punya banyak lemari dan laci untuk menyimpan semua barang-barang, dinding yang putih dan cerah, meja makan yang bisa dilipat, tempat-tempat pajangan, sofa yang pas, lampu yang cozzy, tempat tidur yang empuk, bantal yang lembut, selimut yang hangat, AC yang dingin, tempat colokan listrik yang tersembunyi, kabel-kabel yang disembunyikan, akses internet cepat, tempat air minum yang tersembunyi, kitchen set yang bagus, tempat sampah tersembunyi, kulkas yang pas di tempatnya.

Hanya itu? Masih banyak lagi, kamar mandi yang kering, dengan shower, dengan tirai, ada wastafel, toilet duduk, dan kaca yang besar di kamar mandi, serta kaca super besar di ruang tidur utama. Fasilitas? Ada taman dan kolam renang yang selain bisa dilihat dari kamar kami juga bisa kami pakai kapan saja kapanpun kami mau.

Bukankah kita semua suka tinggal di hotel? Hotel di indonesia tentunya ya, bintang 3 atau 4 lah, kan nyaman ya di hotel, maka saya selalu ingin rumah yang seperti suasana hotel, nyaman, hangat, sejuk, empuk dan cozzy. Kalau ada pepatah rumahku surgaku, maka berbahagialah orang-orang yang selalu terpaut dengan rumahnya, bukan kesana kemari sekedar hang out. Dan juga bukankah kita suka dengan suasana kafe?, maka ciptakanlah rumah kita seperti kafe, intinya, baguskanlah rumah kita dengan apa yang kita suka dari luar, ciptakan apa yang kita suka di luar ke dalam rumah kita.

Rumah kami sekarang memang belum sempurna, sempit, namun jauh lebih sempurna dan lebih baik dari rumah orang lain, lagipula, rumah kami nyaman, itu yang terpenting, dan kami pun masih berusaha, menabung, mengkhayal, merencana segala hal untuk rumah impian nan nyaman kami ke depan, rumah yang benar-benar rumah, ada tanah yang luas, halaman yang indah, tidak nempel dengan rumah orang lain, berpagar kayu putih cantik atau batu alam dengan lampu yang hangat, hamparan rumput hijau dan pohon yang teduh, kolam ikan dan kolam air mancur untuk burung-burung mandi dan menari.

Rumah itu 2 atau 3 lantai, tanpa genteng dan dengan roof top untuk suasana kafe nan sejuk penuh dengan tanaman. Rumah itu punya banyak jendela dua lapis yang bisa dibuka-tutup, kamarnya banyak dengan berbagai fungsinya, ada kamar tidur, ruang baca, dapur basah, dapur kering, mini bar, home theater, ruang fitness, musholla, ruang tamu dan ruang keluarga yang terpisah. Rumah itu punya kolam renang, punya walk-in-closet di belakang tempat tidur utama, walk-in-closet yang mirip showcase di zara atau mango.

Nuansanya putih atau mediterania, penuh dengan lampu standing yang cozzy, sofa-sofa yang empuk, karpet tebal, dinding cerah. Kamar mandinya kering dengan bathtub, wastafel dan toilet duduk. Banyak kaca dimana-mana, banyak lemari yang fit dengan dindingnya, tidak ada barang yang berserakan, semua benda dan barang punya tempat untuk menyimpannya atau meletakkannya.

“Baguskanlah rumah mu, seperti tempat yang suka engkau kunjungi”
(trus, Dhis...?!!)

10.7.15

Welcoming 30th... Ultah ke-30


Tak ada hal yang harus lebih dikontemplasi selain mengucap syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, terutama nikmat sehat, dengan sehat kita bisa beribadah kepada-Nya, dengan sehat kita bisa bekerja dan mencari uang, dengan sehat kita gak jadi beban keluarga dan dengan sehat, kita bisa membantu keluarga dan orang lain.

Umur 30, 30an, menurut saya sangat spesial, berada ditengah-tengah umur harapan masa hidup (masa hidup rata-rata manusia umur 60an), sudah mulai mapan dari segi aset dan rizki, mulai menata hal-hal abstrak mengenai hidup ke depan, lebih bijak dari tahun-tahun sebelumnya, dan... ada hadist Nabi yang bilang di akhirat nanti, di padang mahsyar, surga dll, kita akan dibangkitkan dalam umur 33 tahun, soo... 3 years to go to get in shaped, karena kita bakal telanjang nantinya, hehee....

Saya percaya apa yang kita raih saat ini adalah pengaruh dari perilaku perbuatan kita di masa lalu, apapun itu... bukti nyata bertebaran di sekitar kita.. saya punya kerabat, bilang saja sepupu lah ya, walaupun banyak juga contoh yang lainnya, tapi satu hal ini nyentrik, jadi dia selalu update status FB mengenai apapun dalam hidupnya, inti status-statusnya soal bagaimana dia bekerja sangat keras sekarang demi membiayai keluarga, istri dan anaknya yang masih kecil, dia rela kerja siang-malam-pagi sabtu-minggu demi mendapat penghasilan yang boleh dikata gak kecil, kerjanya bidang transportasi yang lagi ngtrend saat ini dengan warna jaket ijonya, okeh..okeh.. pada tau semua kan ya, intinya dia bangga dan skaligus mengeluh mengenai hidupnya yang susah, namun bangga karna bekerja keras dan mendapat penghasilan non-pegawai, lalu berbangga karna ga terima gaji serasa bos dan bangga ga ada waktu bersantai-santai kayak pegawai, wah nyindir?.. hehee... intinya dia menganggap dia sedang “bekerja keras”, benarkah?

 Menurut saya bukan, itu sih namanya hidup susah, mengapa? Emang si saya sekarang pegawai, pendapatan pas2an menengah atas dengan nama gaji dan tunjangan, santai? Bener banget, banyak waktu luang, kerja pulang tenggo, sambil kerja bahkan bisa nonton filem streaming, santaikah jika dibandingkan dengan saudara saya itu? Mungkin dia bisa bilang sekarang dia kerja keras, well.. dari doloo kemana aja? Saya udah kerja keras dari dulu banget-banget.. disaat dia sibuk tawuran dengan motornya dan bangga bisa ngebuat beberapa orang jadi cacat, saya malah rajin sekolah naik angkot, disaat dia ngajak main PS, saya nolak karna ngerjain PR, disaat dia bangga cerita sering “maen” ama cewek dan itu beneran “maen”, saya malah puasa untuk menahan gejolak naluriah lelaki saya, disaat... and on and on.. daftarnya bisa panjang... intinya, dia bilang literally bahwa mumpung masi muda, kita harus manfaatkan untuk bersenang-senang.. damn.. when he said those sentence.. it’s like black hole sucking my soul up.

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.. klasik namun nyata, entahlah, ada misteri Tuhan di dalam pepatah tersebut, I’m not proud, I’m kind of sad looking at those kind of people, and those kind of people can easly proliferate having birth, beranak dan beranak terus seakan anaknya nanti akan merubah keadaaan.. yang sebenarnya kemungkinan besar akan mengulangi perbuatan orang tuanya kepada orang tuanya orang tua itu, remember yang tadi kan, apa yang kita dapat hari ini adalah akibat perbuatan kita di masa lalu, for good and for bad.

 Dan sekiranya saya melihat ada orang yang lebih sukses dari saya, itu juga karena mereka bekerja lebih keras dari saya dahulunya, contohnya pun banyak dan bertebaran di sekitar kita, ada temen waktu SMA, dia kecil, pendek pokoknya bukan siapa-siapa dan ga popular juga seperti saya, hehee... dia miskin, ya mungkin seperti itu, dia sering bawa barang dagangan berupa roti dan kue, tampak sangat berat digotong secara tergopoh-gopoh, bayangkan, waktu SMA pula, masa remaja yang penuh dengan gengsi yang gak mau kelihatan rendah diantara teman-teman yang lain, namun dia tidak, dia tetap supel, murah senyum, tak terlihat malu sedikitpun, prestasi pun biasa-biasa saja, tak ada yang mencolok, namun kini.. dia bekerja di lembaga keuangan pemerintah, sering dinas keluar negeri, gaji belasan juta... that’s life...

Harapan saya ke depan, bisa senantiasa sehat, perbanyak olah raga, perbanyak keringat, perbanyak gerak, senam, yoga, renang, lari, perbanyak syukur akan hal-hal yang membuat saya merasa cukup dan bahagia, perbanyak evaluasi hal-hal yang perlu saya perbaiki ke depannya, perbanyak ibadah, memulai untuk kembali rajin puasa, perbanyak baca buku, perbanyak bercinta, perbanyak bilang I love You kepada istri.

Ucapan terima kasih tak terhingga kepada istriku, pasangan jiwaku, teman, sahabat dan teman hidup, terima kasih atas segala kasihmu.

Ya Allah Ya Tuhan kami Ampunilah segala dosa kami, maafkanlah segala kesalahan kami
Jadikanlah rumah tangga dan pernikahan kami selalu dalam keberkahan, kedamaian dan ketenangan
Berikanlah kami rizki yang berlimpah, rizki yang berlebih, rizki yang bermanfaat, dan rizki yang besar dari arah yang tidak disangka-sangka
Ya Allah, kabulkanlah permintaan kami, hanya kepada-Mu lah kami bergantung, dan hanya kepada-Mu lah kami meminta.
Aamiin..
(trus, Dhis...?!!)