CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

17.5.17

Problems with older people (above 50)




Tadinya ingin menulis secara komprehensif generation gap mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, lalu orang tua. Ya berdasarkan observasi aja sih, asumsi dan generalisasi. Seenggaknya bisa jadi pengingat untuk semua generasi. Tapi akhir-akhir ini mendesak untuk menulis khusus masalah dengan orang tua, atau orang yang lebih tua, siapapun dan dimanapun di indonesia ini, tepatnya sih, menyebalkan, hehee...

Biasanya, orang yang lebih tua itu:

  • Cerewet ya, suka bicara apa saja sesukanya, gak memikirkan siapa yang diajak bicara, punya waktu apa enggak, tertarik apa enggak, topiknya penting apa enggak. 
  • Menggurui, cenderung ngajarin, ya boleh lah kalau dia emang udah berhasil, canggih, melewati badai dan terpaan angin ribut, proven lah intinya ya. Lah ini, berhasil aja enggak, malah ngajarin? 
  • Suka memberikan label, menghakimi lah ya. Tetiba aja bilang bodoh, mustinya begini, mustinya begitu, berarti kamu yang salah, berarti kamu yang gak paham, bla..bla... 
  • Tidak mengerti konteks, seakan-akan yang dibicarakan orang lain itu soal dirinya. Kesannya Ge’Er ya, self centered. Dan ini diperparah dengan adanya media sosial, karena orang-orang tua ini baru mengenal internet dan media sosial hanya 1-5 tahun terakhir kan. Nah, mereka gak ngerti bahwa apa yang terjadi di media sosial itu gak necessarily dan litterally happens in real life, atau juga musti ditanggapi dengan serius. Orang tua yang baru mengenal medsos bahkan bisa lebih ABG dari ABG yang aslinya, mereka ngecek notif, memperhitungkan like secara serius, dan demanding komentar dengan ganas, hahaaa..... 
  • Dan karena tidak paham konteks itu, diajarin yang detail juga sudah susah, dan cenderung tidak mau menerima masukan karena menganggap mereka yang lebih tua dan tau, maka itu semua menjadikan mereka gampang tersinggung dan ngambek. 

Konon kabar yang menyatakan bahwa semakin tua umur seseorang, maka akan semakin menjadi seperti anak kecil, saya rasa benar adanya, dan itu dimulai umur 50, lagi-lagi hanya observasi dan asumsi aja sih. Oleh karenanya, saya menghimbau untuk orang tua, sadar dirilah, bahwa mereka itu menyebalkan, dan bahwa segala urusan dunia ini bukan Cuma soal orang tua.

Bahwa anak-anak mereka, yang dibawah umur 50, punya kehidupan lain, punya urusan lain, sibuk menggapai cita-cita, cari uang untuk bayar tagihan, sekolah, beli rumah, mobil, dll. Masih baaaanyak yang harus dipikirkan daripada masalah urusan keluarga, dan itu tidak dipahami oleh orang yang lebih tua. Tulisan ini juga untuk mengingatkan saya bahwa nanti saya, dan istri kemungkinan besar akan seperti daftar di atas. Sekaligus juga saya baru paham kegunaan Rumah Panti Jompo. Bukan untuk membuang orang tua, malah sebaliknya, untuk melindungi orang tua dari tindakan-tindakan dari anak mereka karena tidak tahan karena bersikap seperti daftar di atas.

Kan banyak kita ketahui di berita, banyak anak yang tetap mengasuh orang tuanya, tapi sering memarahi ini dan itu karena melakukan ini itu, maka Rumah Panti Jompo, adalah solusi terbaik bagi kedua belah pihak, dan nilai tambah untuk orang tua bisa bersosialisasi dengan orang seumurannya. Itulah yang saya lihat di Swiss, mereka banyak memiliki flat-flat khusus untuk orang tua, semata-mata untuk memuliakan hidup mereka, dengan taman-taman indah, dan ada aturan dilarang berisik di kawasan tersebut. Mereka bahagia, di waktu tua mereka.

Kalau saya, jika tua nanti, hanya ingin berada di satu rumah indah diatas bukit, di pinggir hutan atau danau, bersama istri tercinta, my only one to be grow old with, duduk di teras minum kopi dan membaca koran, sesekali dikunjungi anak dan cucu. Setidaknya itu dalam bayangan saya, ya atau flat di swiss dan segala fasilitasnya juga boleh, hehee...


“orang tua itu suka bicara masa lalu, karena mereka sudah tidak punya masa depan” Kata salah seorang teman yang dikutip oleh istri





0 comments: